Pendidikan Di Zaman Modern
Dewasa ini sudah harusnya dizaman digital, dimana-mana serba cepat, instan, dan canggih. Begitu pun di dunia Indonesia saat ini. Ketika dizaman orang tua kita, berangkat sekolah hanya berjalan kaki jauhnya atau mengendarai sepeda, itu juga sudah paling mewah pada eranya. Terus, kita lihat anak sekolah berangkat sekolah kebanyakan sudah menggunakan kendaraan seperti, sepeda, motor, bahkan mobil.
Pada era masa sekarang yang harus dituntut dengan canggih dan mengikuti pergerakan zaman, teknologi juga sudah menyebar ke dunia pendidikan kita. Kita lihat cara mengajar kebiasaan, dimana ketika Guru menerangkan ke murid, menulis di papan tulis, kemudian para Murid disuruh mencatatnya penuh kedalam buku mereka masing-masing. Apakah ini efektif ? menurut saya sih tidak, karena terlalu menghabiskan banyak waktu hanya untuk menulis atau menyalinnya ke buku. Akan tetapi masih ada saja yang menggunakan cara mengajar yang jadul ini di era yang sudah canggih zaman ini.
Sadari beberapa sekolah atau guru yang menggunakan sistem mengajar yang tidak biasa, mereka menggunakan yang namanya proyektor, yang dulu hanya dipakai dikalangan orang kantoran saja kini bisa diterapkan di sekolah. Itu merupakan kemajuan sistem belajar mengajar yang harusnya sudah diterapkan dan dikembangkan di sekolah-sekolah. Apa saja manfaatnya bagi kemajuan sistem pendidikan kita, tentu saja banyak manfaatnya. Mulai dari efektif kegiatan belajar mengajar, suasana kelas yang tidak bosan, serta membuat para siswa menjadi lebih mengakui bahwa pentingnya teknologi bagi kegiatan di belajar.
Semakin kesini akhlak dan sikap pelajar di Indonesia sudah mulai luntur, adab semakin berkurang, norma tak lagi dihiraukan. Sebuah kenyataan yang ironis memang, tapi memang begitu nyatanya. Dari berbagai jenjang pendidikan sama saja tak ada bedanya, SD sudah mulai berani mencoba menghisap sebatang rokok, bisa dibilang masih dalam masa anak-anak saja sudah berani untuk merokok. SMP berani melakukan tindak kriminal yang sudah jelas-jelas melanggar norma baik agama maupun lingkungan. SMA/sederajat yang tak hentinya tawuran yang sudah jelas tak ada manfaatnya bagi kedua belah pihak yang berkelahi. Masih banyak sekali kasus yang dimana hilangnya moral para siswa Indonesia. Pada kenyatannya sekolah itu tidak hanya tempat untuk mencari ilmu dan membuat kita pandai, namun juga wadah kita belajar untuk merakyat dan bersosialisasi di lingkungan sekolah. Melatih kecerdasan akal, emosional, serta spiritual kita. Oleh karena itu, sekolah juga harus memperhatikan sudut pandang sikap dan moral para siswanya, tidak hanya tentang kecerdasan dari para siswa saja tapi tak ada moral di diri para siswanya.
Pada akhrinya, pemerintah pun mengeluarkan kurikulum baru untuk pendidikan Indonesia, yaitu kurikulum 2013. Sebuah kurikulum yang memprioritaskan pemahaman, skill, dan pendidikan karakter, siswa dituntut untuk memahami atas materi, aktif dalam diskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun disiplin yang tinggi. Kurikulum ini menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang diterapkan sejak 2006 lalu. Menurut saya kurikulum 2013 ini mementingkan dalam aspek soft skill, yang dimana siswa lebih dilihat dari sikap atau attitude nya di sekolah. Berharap dengan adanya kurikulum 2013 ini sikap dan akhlak para siswa bisa semakin baik dimasa depannya, bisa membuat siswa tak hanya mementingkan nilai akademik tapi juga nilai sikap yang kedepannya bisa membentuk karakter para siswa menjadi pribadi yang memiliki sifat taqwa, sopan & santun, kepemimpinan, dan beriman.
Tetap semangat dalam menuntut ilmu, Itu karena tidak ada batasnya dalam menuntut ilmu. Ilmu juga tidak didapatkan dari sekolah, Banyak orang memiliki ilmu dari luar sekolah tergantung pola pikir dan didikan awal kita masing masing.
BACA JUGA : Pendidikan Anak Usia Dini