Kategori: Cara Mendidik Anak

Pendidikan Di Zaman Modern

No Comments
Pendidikan Di Zaman Modern

Dewasa ini sudah harusnya dizaman digitaldimana-mana serba cepat, instan, dan canggih. Begitu pun di dunia  Indonesia saat ini. Ketika dizaman orang tua kita, berangkat sekolah hanya berjalan kaki  jauhnya atau mengendarai sepeda, itu juga sudah paling mewah pada eranya. Terus, kita lihat anak sekolah berangkat sekolah kebanyakan sudah menggunakan kendaraan seperti, sepeda, motor, bahkan mobil.

Pada era masa sekarang yang harus dituntut dengan canggih dan mengikuti pergerakan zaman, teknologi juga sudah menyebar ke dunia pendidikan kita. Kita lihat cara mengajar  kebiasaan, dimana ketika Guru menerangkan ke murid, menulis di papan tulis, kemudian para Murid disuruh mencatatnya penuh kedalam buku mereka masing-masing. Apakah ini efektif ? menurut saya sih tidak, karena terlalu menghabiskan banyak waktu hanya untuk menulis atau menyalinnya ke buku. Akan tetapi masih ada saja yang menggunakan cara mengajar yang jadul ini di era yang sudah canggih zaman ini.

Sadari beberapa sekolah atau guru yang menggunakan sistem mengajar yang tidak biasa, mereka menggunakan yang namanya proyektor, yang dulu hanya dipakai dikalangan orang kantoran saja kini bisa diterapkan di sekolah. Itu merupakan kemajuan sistem belajar mengajar yang harusnya sudah diterapkan dan dikembangkan di sekolah-sekolah. Apa saja manfaatnya bagi kemajuan sistem pendidikan kita, tentu saja banyak manfaatnya. Mulai dari efektif kegiatan belajar mengajar, suasana kelas yang tidak bosan, serta membuat para siswa menjadi lebih mengakui bahwa pentingnya teknologi bagi kegiatan di belajar.

Semakin kesini akhlak dan sikap pelajar di Indonesia sudah mulai luntur, adab semakin berkurang, norma tak lagi dihiraukan. Sebuah kenyataan yang ironis memang, tapi memang begitu nyatanya. Dari berbagai jenjang pendidikan sama saja tak ada bedanya, SD sudah mulai berani mencoba menghisap sebatang rokok, bisa dibilang masih dalam masa anak-anak saja sudah berani untuk merokok. SMP berani  melakukan tindak kriminal yang sudah jelas-jelas melanggar norma baik agama maupun lingkungan. SMA/sederajat yang tak hentinya tawuran yang sudah jelas tak ada manfaatnya bagi kedua belah pihak yang berkelahi. Masih banyak sekali kasus  yang dimana hilangnya moral para siswa Indonesia. Pada kenyatannya sekolah itu tidak hanya tempat untuk mencari ilmu dan membuat kita pandai, namun juga wadah kita belajar untuk merakyat dan bersosialisasi di lingkungan sekolah. Melatih kecerdasan akal, emosional, serta spiritual kita. Oleh karena itu, sekolah juga harus memperhatikan sudut pandang sikap dan moral para siswanya, tidak hanya tentang kecerdasan dari para siswa saja tapi tak ada moral di diri para siswanya.

Pada akhrinya, pemerintah pun mengeluarkan kurikulum baru untuk pendidikan Indonesia, yaitu kurikulum 2013.  Sebuah kurikulum yang memprioritaskan pemahaman, skill, dan pendidikan karakter, siswa dituntut untuk memahami atas materi, aktif dalam diskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun disiplin yang tinggi. Kurikulum ini menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang diterapkan sejak 2006 lalu. Menurut saya kurikulum 2013 ini mementingkan dalam aspek soft skill, yang dimana siswa lebih dilihat dari sikap atau attitude nya di sekolah. Berharap dengan adanya kurikulum 2013 ini sikap dan akhlak para siswa bisa semakin baik dimasa depannya, bisa membuat siswa tak hanya mementingkan nilai akademik tapi juga nilai sikap yang kedepannya bisa membentuk karakter para siswa menjadi pribadi yang memiliki sifat taqwa, sopan & santun, kepemimpinan, dan beriman.

Tetap semangat dalam menuntut ilmu, Itu karena tidak ada batasnya dalam menuntut ilmu. Ilmu juga tidak didapatkan dari sekolah, Banyak orang memiliki ilmu dari luar sekolah tergantung pola pikir dan didikan awal kita masing masing.

BACA JUGA : Pendidikan Anak Usia Dini

5 Cara Membentuk Karakter Anak Usia Dini

No Comments
5 Cara Membentuk Karakter Anak Usia Dini

Tahukah anda bahwa anak dibawah usia 10 tahun memang sudah bisa berpikir dan menilai hal-hal yang mereka lihat atau mereka dengar. Namun sayangnya mereka belum memiliki pondasi yang kuat untuk tidak mengikuti hal baik dan buruk, serta menilai apa yang mereka lakukan bisa https://www.fest-fair.com/ bebas diikuti asal mereka senang. Hal seperti ini yang membuat orang tua dan guru yang membimbing mereka baik dirumah atau sekolah harus bekerja secara ekstra. Dimana usia dini memang waktunya mereka mengerti apa yang mereka lihat dan dengar atau yang mereka rasakan, namun mereka masih belum bisa mencerna dengan baik. Untuk itu pembentukan karakter sangatlah penting, terutama di Indonesia. Lalu bagaimana Cara Membentuk Karakter Anak Usia Dini yang efektif sehingga menjadi pribadi yang berkarakter ?

1. Bersikap Konsisten

Ketika anda menjadi orang tua dan anak cenderung melihat apa yang slot bonus new member anda lakukan, pembangunan karakter bisa dimulai dari sikap konsisten yang anda tunjukan dan lakukan. Dimana anak akan melakukan apa yang anda perintahkan, seperti jangan memakan benda asing, jangan duduk sembarangan, atau jangan membuang mainan sembarangan. Namun ada hal yang akan mengganjal mereka dimana anda tidak konsisten dalam mendidik atau memberikan nasihat dan patahan. Misalnya karena anda malas anda juga membuang sebuah bantal sembarangan dan mereka melihat, maka pendidikan karakter anda akan gagal. Atau misalnya anda tidak memarahi mereka akan hal yang salah, namun besoknya anda kembali memarahinya. Hal seperti ini membuat anak bingung dan justru mengganggu konsep dan pola pikir diri mereka akan hal yang salah dan benar

2. Pendidikan Keagamaan

Dimanapun anda berada dan apapun agama yang dianut, pendidikan aan takut mengenai Tuhan, bagaimana anda beribadah dan memiliki keyakinan harus ditanaman dari kecil. Mengajak mereka pergi ke masjid, gereja dan lainnya. Lalu menyekolahkan mereka dengan sekolah minggu agar atau mengajak mereka mengaji bersama anak-anak lain. Meskipun mereka belum mengerti hakikat utamanya. Setidaknya mereka sudah ditanamkan sifat takut akan Tuhan sejak awal. Semakin dini anda menanaman hal ini pada seorang anak maka akan semakin kuat iman mereka, terutama ketika mereka sudah mengalami pubertas nantinya.

3. Input yang Diterima

Kebiasaan merupakan hal yang paling dianggap sepele padahal penting dan juga riskan, dimana anda harus tahu bahwa anak yang sudah dididik sejak kecil dengan kebiasaan yang baik, ketika besar mereka akan terbiasa dengan pendidikan tersebut. Jika memang mereka menyimpang dan melakukan perilaku abnormal biasanya alam bawah sadar atau psikologis mereka merasa ada yang salah dan tidak sesuai. Maka, pada akhirnya, mereka akan kembali ke kebiasaan mereka, inilah yang menjadi kunci para orang tua untuk menerapan kebiasaan sejak dini ke jalur yang baik. Misalnya dengan makan menggunakan tangan kanan, berbicara sopan dan perlahan, serta duduk dengan teratur. Hal kecil seperti ini akan mempengaruhi tata krama mereka ketika besar.

4. Anak adalah Peniru yang Baik

Hal yang harus diperhatikan sebelum menerapkan Cara Membentuk Karakter Anak Usia Dini, adalah memahami anak adalah seorang ahli peniru. Ketika anda mendidik karakter anak sejak dini, secara tidak langsung anda mengintrospeksi sikap dan perilaku anda kembali. Karena anak-anak sangat mudah belajar dan juga meniru. Apa yang mereka lihat maka akan ditiru tanpa tahu baik atau buruk. Untuk orang tua penting memberikan media yang tepat pada anak-anak, apa yang mereka tonton, bagaimana lingkungan sekolah dan rumahnya. Bisa menjadi cara yang tepat untuk membentuk karakter yang memang benar sejak awal. Apabila sang anak memiliki kakak, sang kakak juga perlu mencontohkan yang baik terhadap adiknya. karena adik cenderung lebih mengikuti apa yang telah dilakukan sang kakak. Hal ini dikarenakan pemikiran mereka bahwa sang kakak telah diberi ajaran terlebih dahulu oleh orang tua sehingga apa yang dilakukan sang kakak dianggap benar.

5. Tidak Memanjakan

Siapa orang tua yang tidak memanjakan anak ? bagi mereka anak adalah harta yang berharga dan apapun yang mereka inginkan dan membuatnya bahagia bisa membuat anda bahagia. Salahnya teori ini berdampak pada sikap dan sifat anak-anak baik ketika masih kecil maupun sudah beranjak remaja hingga dewasa. Mereka yang hanya tahu merengek dan terkabul keinginannya akan menjadi karakter yang lemah, cepat putus asa, dan memiliki ego yang besar. Cobalah untuk memikirkan jangka panjang akan sikap dan sifat mereka, jangan selalu biasakan untuk memberikan mainan atau apa yang mereka inginkan. Sedih memang sejak awal melihat mereka menangis, namun anda akan tahu bahwa itu baik untuk anak-anak dalam hal membentuk karakter.

Pendidikan Karakter di Negara Maju

Beberapa negara maju sudah menerapkan pendidikan karakter sejak lama. Bagi mereka mengajarkan anak-anak hitung atau membaca sangat mudah, karena otak mereka yang masih bisa berkembang dengan baik. Namun karakter merupakan pelajaran yang harus diaplikasikan sejak lama. Karena dengan begitu anda mengerti bahwa anak harus dibentuk dan dididik hal yang baik dan mengenalkan hal yang buruk agar bisa mereka hindari, hal ini termasu dianggap sebagai kecerdasan emosional dalam psikologi anak tersebut.

PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK ANAK 

No Comments
PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK ANAK 

Setiap orang tua memiliki pola asuh (didik) masing-masing terhadap anak mereka ,namun masih banyak juga orang dewasa atau orang tua yang mengabaikan betapa penting nya pola asuh  yang dilakukan pada anak . Masih banyak orang dewasa yang berpikir bahwa mendidik atau pembentukan karakter Ceriabet anak di mulai ketika anak beranjak dewasa karna di anggap anak akan jauh lebih mudah mengerti tentang makna kata perintah seperti “jangan dan boleh ” padahal sebenarnya pendidikan karakter anak di mulai sejak anak masih balita sekalipun mereka belum mengerti tentang perintah “jangan atau boleh” maka hal-hal yang sudah diterapkan kepada anak ketika anak masih balita itu akan menjadi faktor kebiasaan untuk anak tersebut .

5 Hal yang Dapat di Lakukan Orang Dewasa Dalam Pembentukan Karakter Anak

1. Menerapkan Kedisiplinan Sejak Dini

Sikap disiplin hendak nya sudah diberlakukan untuk setiap anak sejak usia mereka masih dini , seperti https://www.fest-fair.com/ menentukan waktu makan , menentukan waktu tidur siang pada anak , menentukan lama nya waktu bermain pada anak , menentukan waktu tidur malam pada anak sehingga dengan menerapkan disiplin seperti ini akan menjadi kebiasaan yang baik pada anak ketika anak dewasa.

2.  Melarang Anak Untuk Sesuatu yang Boleh atau Tidak Boleh di Lakukan dengan Memberi Penjelasan

Ketika anak hendak melakukan sesuatu yang orang tua anggap itu boleh atau tidak untuk dilakukan anak ,maka hendaknya orang tua juga harus memberikan alasan terhadap efek apa yang akan terjadi jika anak melakukan sesuatu . Contoh : Ketika anak berlarian di dapur , maka hendak nya orang tua melarang anak melakukan itu dengan penjelsan nanti tangan anak bisa saja terkena air panas , atau merusak barang-barang pecah belah yang ada di dapur, atau jika anak ingin melakukan sesuatu yang positif tapi anak ragu melakukan nya hendak nya orang tua memotivasi dan mendongkrak keberanian si anak untuk melakukan nya dan menjelaskan efek positif apa yang terjadi pada anak tersebut tentang kegiatan positif yang akan di lakukan .

3.  Membiasakan Diri untuk Berbicara Dengan Pola Tutur Kata yang Baik Pada Anak

Anak mungkin gagal menjadi anak yang penurut sesuai ekspetasi para orang tua tapi anak tidak pernah gagal untuk menjadi peniru yang baik . Anak-anak memiliki kemampuan meniru yang baik berdasarkan lingkungan disekitar nya dan ini adalah salah satu alasan mengapa sesungguhnya setiap anak harus tinggal dan hidup di dalam lingkungan yang baik dan suasana keluarga yang baik.

4. Mengajarkan Anak Untuk Bersikap Peduli pada Sesama

Sikap saling peduli sudah mulai diterapkan kepada anak sejak balita melalui hal-hal kecil ,seperti ketika anak makan snack di depan temannya hendak nya orang tua juga ikut mengambil sedikit snack dari tangan anak untuk diberikan kepada teman nya dan memberikan penjelasan tentang penting berbagi.

5. Mengajarkan Anak Untuk Bersikap Mandiri Sejak Dini

Sikap mandiri sudah harus mulai di terapkan kepada anak sejak anak berusia dini , apapun hal – hal yang bisa dilakukan seperti membiarkan anak menyulangkan nasi ke mulut dengan tangan atau sendok sekalipun nasi akan berserakan di lantai , mengijinkna anak untuk bisa belajar minum meskipun air akan membasahi baju anak .

Dengan menerapkan pendidikan karakter yang baik pada anak sejak usia anak masih dini akan sangat berguna untuk kehidupan anak ketika anak dewasa nanti , Pendidikan karakter yang baik akan menciptakan kualitas karakter manusia yang luar biasa baik pula.

Tips Mengenalkan Pendidikan Seks Pada Anak Sedari Dini Sesuai Usianya

No Comments
Pendidikan Seks Pada Anak Sedari Dini Sesuai Usianya

Bagi beberapa orang di Indonesia, pengajaran seksual masih terdengar benar-benar tabu. Banyak ayah dan ibu masih linglung mendiskusikan seks terhadap buah hati-si kecilnya. Antara tabu, malu dan takut salah bicara, mereka seringkali menyembunyikan pengetahuan hal yang demikian sampai buah hati-si kecilnya beranjak dewasa. Sebaliknya banyak ayah dan ibu yang malahan berperilaku dengan melarang buah hati laki-laki dan perempuan bermain bersama-sama.

Sedangkan topik mengenai pengajaran seksual benar-benar penting untuk dididik dan diperbincangkan supaya buah hati lebih mengerti dan paham perihal hal hal yang demikian. Pengajaran seksual akan jauh lebih bagus kalau dikenalkaln oleh para guru dan ayah dan ibu. Diperbandingkan dari media komputerisasi yang dikala ini sering kali menggiring buah hati-buah hati kita ke hal-hal negatif, seperti video porno Karena itu diukur negatif oleh para pakar sebab cukup mengganggu perkembangan mental buah hati-buah hati ajangan sampai kelewatan untuk daftar judi slot maxwin terbaik 2023.

Berdasarkan di luar dari kontrol tujuan edukasi, mereka dapat salah pemahaman. Tetapi para pakar, pantasnya pengetahuan perihal seks dan alat kelamin telah diawali semenjak dini sebab banyak manfaat yang dapat didapat. untuk dapat menyampaikannya, ayah dan ibu patut mengerti khususnya dulu bagaimana sistem menyampaikannya.

Berikut ini adalah cara terbaik dalam menyampaikan edukasi seputar seks tersebut

Dilansir dari beberapa sumber, terdapat tahapan dalam penyampaian tergantung umur sang anak.

1. Baru lahir sampai umur dua tahun

Anak balita di usia ini, orangtua cukup mengajari perbedaan antara laki-laki dan perempuan secara seksualitas atau jenis kelamin. Bisa dimulai dengan memberikan sebutan alat kelamin yang mudah diingat. Saat memberi penjelasan tidak ada larangan untuk penggunaan kata-kata seperti penis dan vagina, terutama ketika mengalami luka atau isu kesehatan lainnya.

Saat anak memasuki umur dua tahun, ada saatnya anak suka memegang alat kelaminnya. Sebagai orangtua waktu itu adalah waktu yang tepat untuk mengajarkan kepada anak-anak tentang kelamin mereka bahwa itu normal. Bahkan orang dewasa pun juga terkadang melakukan hal tersebut di kamar mereka namun tidak di tempat umum.

2. Anak umur 2 sampai 5 tahun

Anak di usia ini sudah mulai pandai berbicara dan merespons pembicaraan. Orangtua dapat memberi pengajaran tentang batasan dan apa yang boleh disentuh harus sudah mulai diterapkan. Ini krusial untuk mengajarkan anak-anak meminta izin dahulu jika mereka mau memegang yang lain. Itu karena di fase umur ini, anak-anak sudah mulai penasaran dengan tubuh orang atau anak lain.

Orangtua juga bisa menginfokan ke mereka tentang kapan waktu yang tepat untuk boleh telanjang dan tidak. Membangun mental mereka untuk berani mengatakan tentang tubuhnya juga bisa membuat mereka lebih terjamin keamanannya.

3. Anak umur 6 sampai 8 tahun

Orangtua bisa mulai mengajarkan secara sederhana tentang fungsi organ reproduksi anak seperti sel telur pada perempuan dan sel sperma pada laki-laki. Beberapa dari mereka bahkan akan bertanya tentang hubungan seks yang mereka dengar dengan bahasa-bahasa yang diucapkan oleh orang-orang dewasa. Orang tua bisa dengan baik mengajarkannya kepada anak dan mendidiknya agar mereka tidak kemudian memiliki perasaan untuk mencoba sebelum waktunya.

4. Anak umur 9 sampai 12 tahun

Anak-anak akan mulai menyukai lawan jenis dan tumbuh tanda-tanda pubertas di organ tubuh mereka. Fenomena menstruasi dan mimpi basah juga akan menjadi bahan pembicaraan. Jelaskan kepada mereka bahwa itu adalah tanda-tanda kedewasaan yang normal. Berhati-hatilah dengan mereka, karena anak-anak sudah mulai memasuki fase remaja, yang mana itu penuh dengan kondisi emosional disebabkan dampak perubahan sosial dan perubahan tubuh, terutama untuk anak wanita. Mengetahui bagaimana pandangan serta perasaan mereka terkait hal ini dan juga mendukung untuk pilihan yang diambil merupakan jalan terbaik.

5. Anak umur 13-18 tahun

Terdapat banyak manfaat ketika orang tua sudah mengajarkan tentang pendidikan seks sejak masih kecil. Anak akan jauh lebih terbuka akan masalah tersebut dan tidak malu dalam menanyakan masalah seputar seks. Namun jika tidak, para remaja akan tertutup dan enggan membicarakan masalah tersebut. Orangtua bisa mengajarkan mereka untuk selalu bisa menjaga dan mengontrol diri dari segala pergaulan.

Pembicaraan seputar kesehatan juga mulai penting. Penggunaan kondom, obat, hingga alkohol bisa sangat bermanfaat mengingat mereka sudah mulai menjalani hubungan kedekatan sosial yang lebih luas. Mengajarkan edukasi seks sejak dini sangatlah penting. Jangan sampai hal tersebut disembunyikan dari mereka, karena sebenarnya hal tersebut merupakan bekal ilmu mereka untuk ke depan.

Rekomendasi Mainan Edukasi untuk Buah Hati

No Comments
globalmeschool.com

Mengoptimalkan tumbuh kembang si kecil ternyata bisa juga lho dengan cara memberikannya mainan anak yang edukatif. Memberikan mainan yang sesuai usia juga bisa menjadi sarana pengembangan kemampuan kognitif dan fisiknya. Lalu, apa saja sih mainan edukatif bayi 6-12 bulan yang bisa diberikan?

Bayi yang usianya 6 bulan ke atas biasanya sudah mulai bisa duduk tegak, merangkak, kemudian mulai belajar untuk berdiri. Si kecil juga mulai suka meraih benda-benda di sekitarnya dan bereksplorasi mengenal dunia.

Alangkah lebih baik jika kamu mendukung perkembangan anak dengan memberikan mainan yang sesuai ya. Misalnya kamu bisa kenalkan anak kamu dengan berbagai benda berwarna-warni serta berbagai suara-suara melalui mainan anak-anak.

Berikut rangkuman dari berbagai sumber sebagai sumber informasi kamu, berikut rekomendasi mainan edukatif bayi 6-12 bulan yang bisa kamu pilih!

Rekomendasi Mainan Edukatif Bayi

1. Mainan Puzzle

Mainan puzzle merupakan salah satu mainan edukatif yang bisa kamu berikan pada anak usia 6-12 bulan, Ma. Akan tetapi jangan berikan puzzle yang kecil-kecil seperti puzzle orang dewasa ya, Ma. Berikanlah puzzle anak-anak yang memiliki ukuran besar serta memiliki bahan baku yang aman jika digigiti oleh bayi.

2. Baby Musical Toys

Mainan selanjutnya yang bagus bagi perkembangan anak kamu yakni mainan bayi yang bisa mengeluarkan suara-suara tertentu. Misalnya kamu bisa berikan mainan alat musik kecil yang bisa mengeluarkan suara. Kamu juga bisa berikan mainan tombol-tombol yang bisa mengeluarkan suara hewan yang lucu saat ditekan. Melalui permainan ini anak akan mengenal berbagai macam suara yang bisa mengedukasinya.

3. Mainan Balok

Mainan balok merupakan salah satu mainan klasik yang cocok dimainkan anak-anak usia 6-12 bulan. Pilihlah mainan balok yang berwarna-warni supaya anak kamu tertarik memainkannya, Ma. Biasanya anak kamu akan senang memainkan balok dengan menyusunnya lalu meruntuhkannya. Permainan balok ini bisa melatih konsentrasi dan perhatian anak kamu lho.

4. Walking Toys

Permainan walking toys bisa kamu berikan pada anak kamu yang ada di usia belajar berjalan, yakni sekitar usia 10 bulan. Walking toys akan menjaga keamanan anak kamu dengan lebih baik saat belajar berjalan. Karena biasanya bayi yang belajar berjalan akan berusaha meraih benda-benda disekitarnya tanpa mempedulikan keamanannya.

5. Buku

Buku juga bisa kamu jadikan sarana untuk mengedukasi anak kamu. Tentunya jangan berikan buku yang dipenuhi tulisan saja ya, Ma. Pilihlah buku anak-anak yang memiliki banyak gambar menarik sehingga anak kamu belajar mengenali warna dan benda dengan melihatnya. Bahkan di masa sekarang sudah ada lho buku anak-anak tiga dimensi yang gambarnya timbul dan sangat menarik bagi anak-anak.

Itu dia rekomendasi mainan edukatif bayi 6-12 bulan yang bisa kamu berikan pada anak yang dalam tahap perkembangan.

Baiknya kamu membaca aturan pakai serta batas usia setiap permainan yang kamu berikan pada anak ya, Ma. Ada saja beberapa permainan yang tidak cocok untuk anak usia tertentu misalnya karena dikhawatirkan bisa tertelan. Semoga pembahasan ini bisa menambah pengetahuan kamu!

Cara Menasehati Anak Supaya Nurut Kepada Orang Tua

No Comments
Cara Menasehati Anak Supaya Nurut Kepada Orang Tua

Tidak semua orang tua paham betul cara mendidik anak dengan baik. Orang tua pun butuh waktu untuk belajar bagaimana cara menjadi orang tua yang baik, bagaimana mendidik supaya anak nurut dengan orang tua, serta bagaimana berkomunikasi yang baik dengan anak. Semua hal tersebut tidak mudah, bahkan terkadang membuat orang tua stres dan merasa gagal menjadi orang tua. Terlebih jika Ibu memiliki anak lebih dari 1, kerap muncul kecemburuan dari anak yang lebih besar terhadap anak yang lebih kecil. Kecemburuan ini kerap dilampiaskan dengan cara ‘membangkang’.

Si kecil yang sedang mengeksplorasi diri serta lebih percaya dengan instingnya, seakan membuat anak terkesan membangkang. Misalnya saat anak menolak makan di jam makan, sulit tidur, ingin terus bermain atau screen time, memang menunjukkan Situs Slot Gacor kesan bahwa mereka tidak menurut dengan perintah orang tua. Namun jika ditelusuri lebih dalam, mereka memang sedang berada di fase eksplorasi. Bukan berarti tidak patuh.

Tentunya orang tua punya batas kesabaran tersendiri. Ketika anak menolak perkataan atau perintah orang tua, terkadang orang tua menjadi gemas, marah, bahkan berteriak. Padahal, berteriak bukan cara yang tepat supaya anak nurut dengan orang tua lho, Bu. Ibu perlu memahami teknik dibawah ini yang perlu dilakukan supaya anak nurut dan tidak lagi membangkang.

Cara Menasehati Anak Supaya Nurut Kepada Orang Tua

Hindari Berteriak dan Memaksa Anak

Bagaimanapun kondisinya, hindari berteriak di depan anak. Berteriak tidak akan membuat anak patuh dan menuruti perintah Anda. Justru sebaliknya, berteriak membuat hati anak semakin keras dan ia semakin enggan untuk patuh.

Jika Ibu berteriak, anak akan menangkap sinyal waspada. Artinya, ia berada di kondisi yang tidak aman. Efeknya, anak akan merasa cemas, khawatir, agresif, bahkan menjadi semakin keras dengan cara mereka.

Alih-alih anak akan patuh, ia justru semakin keras. Ibu pun semakin sulit untuk menaklukkannya di kemudian hari. Lebih baik berbicara baik-baik dengan anak dan menjaga nada bicara agar tetap tenang. Nada suara yang tenang akan RTP Live membuat anak tergerak untuk mengikuti perkataan Anda.

Gunakan Bahasa Lembut Disertai Sentuhan

Tips lain yang bisa dipakai supaya anak nurut dengan perintah orang tua adalah dengan menggunakan bahasa yang lembut saat memberi nasehat. Bahasa yang tenang, lembut, dan tidak disertai teriakan akan membuat anak lebih nyaman. Terlebih jika Ibu menambahkan teknik sentuhan saat berbicara dengan anak, anak akan merasa dihargai.

Ketika anak dihargai, ia akan mendengar dan patuh terhadap apa yang Anda perintahkan. Jadi jangan lupa untuk memberi sentuhan di bahu, tangan, kepala saat berbicara dengan anak ya, Bu!

Panggil Nama Anak

Selain itu, Ibu bisa menggunakan teknik ‘memanggil nama anak’ ketika mengajaknya berbicara supaya anak nurut. Ketika Ibu memanggil nama anak, si kecil akan merasa dihargai. Saat ia menoleh dan memperhatikan Anda, jangan lupa untuk mengatakan dengan baik apa yang ingin Anda katakan. Dengan cara ini, anak akan lebih bersimpati terhadap Anda dan hasilnya ia akan patuh tanpa perlu menunjukkan tanda pembangkangan.

Dengarkan Perkataan Anak

Anak merupakan pribadi yang sangat pandai meniru. Seperti apa sikapnya saat ini, merupakan cerminan dari perilaku Ayah dan Ibu di rumah saat menghadapi anak. Tentunya Ibu ingin selalu didengar oleh anak bukan? Begitu pula dengan si kecil, ia juga ingin selalu didengarkan.

Jadi jika ingin didengar, berikan contoh kepada anak bagaimana cara mendengarkan perkataan orang lain. Buka telinga lebar-lebar saat anak berbicara dan hindari memotong pembicaraannya. Dengan cara ini, anak akan tahu bagaimana cara mendengarkan orang lain. Ia pun akan memiliki sikap yang sama saat Ibu berbicara. Inilah cara yang sangat tepat dilakukan supaya anak nurut dan mau mendengarkan orang tua.

Hindari Memberi Perintah Saat Anak Tantrum

Ibu perlu tahu kapan saat yang tepat untuk memberi perintah, nasihat, serta berbicara pada anak. Ada waktu yang perlu dihindari untuk memberi perintah pada anak, yaitu ketika ia sedang tantrum. Pada saat tantrum, si kecil tidak dapat mendengarkan perkataan dari siapapun, terlebih kalimat perintah.

Beri kesempatan pada si kecil untuk mengeluarkan emosinya terlebih dahulu, baru kemudian berbicara atau memberi perintah. Kenali hal apa saja yang membuat anak mudah tantrum agar Ibu dapat meredakan tantrumnya. Ingat, berharap supaya anak nurut ketika ia sedang tantrum merupakan hal yang sia-sia ya, Bu.

Konsisten

Cara lain supaya anak nurut dengan orang tua adalah memberi perintah atau larangan secara konsisten. Jika Ibu melarang anak makan permen misalnya, maka tetap konsisten dengan larangan tersebut apapun yang terjadi, meskipun anak merengek dan tantrum saat tidak diberi permen, Ibu tetap konsisten dengan aturan tersebut.

Aturan yang konsisten tidak akan membuat anak bingung, ia akan paham apa yang sebenarnya diinginkan oleh orang tua. Jika konsistensi ini ditegakkan, Ibu akan lebih mudah membuat ia patuh.

Beri Apresiasi

Apresiasi sangat penting diberikan pada anak yang sedang mengalami masa tumbuh kembang. Bila anak berhasil melakukan sesuatu atau mentaati aturan yang dibuat oleh orang tua di rumah, maka jangan lupa berikan apresiasi atau pujian. Apresiasi tersebut yang membuat si kecil merasa termotivasi untuk patuh. Ia juga akan melakukan perintah orang tua dengan rasa senang tanpa paksaan.

Ciptakan Lingkungan yang Menyenangkan

Tumbuh kembang anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Lingkungan yang aman dan nyaman akan membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Oleh karena itu, jika Ibu ingin supaya anak nurut dengan orang tua, maka ciptakan suasana yang kondusif di rumah.

Orang tua yang dapat selalu hadir dan membersamai anak merupakan orang tua yang didambakan oleh anak. Oleh karena itu, hindari distraksi gadget atau televisi saat bermain dengan anak. Jika anak merasa nyaman dengan orang tua dan lingkungan yang tercipta, maka anak akan cenderung lebih patuh terhadap perintah orang tua.

Kompak dengan Pasangan

Tips lain yang bisa dilakukan supaya anak nurut dengan orang tua adalah usahakan agar selalu ‘satu suara’ dengan pasangan. Ketika Ayah dan Ibu kompak dalam mendidik dan memberikan aturan pada anak, si kecil akan lebih mudah untuk mematuhi.

Sebaliknya, ketika Ibu dengan pasangan tidak kompak dan kerap berdebat, maka akan muncul rasa ketidakpercayaan anak terhadap orang tua. Efeknya, anak akan sulit mendengarkan orang tua dan menuruti nasehat yang diberikan. Ia juga akan bingung, mana nasihat yang sebenarnya perlu didengarkan, karena ayah dan ibu berbeda pendapat.